Bandung, UPI
Dalam Pidato Rektor pada kegiatan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (MOKA-KU) bagi Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2023/2024, Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., menegaskan bahwa program-program pendidikan di UPI telah berkembang secara dinamis sesuai dengan kebijakan MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka). Namun, perlu dipahami bahwa kecakapan berbasis program studi yang dipilih, meskipun penting, bukanlah satu-satunya faktor yang menjamin kesuksesan dalam kehidupan dan karier setelah lulus.
Pendidikan masa kini tidak hanya tentang mendapatkan gelar, ungkap Rektor UPI, tetapi lebih tentang kemampuan belajar mandiri. Kemampuan ini merupakan alat paling ampuh untuk memperoleh berbagai kompetensi di era digitalisasi. Mahasiswa harus memahami bahwa ijazah atau gelar tidak lagi menjadi satu-satunya jaminan, melainkan kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat. Mahasiswa yang berkarakter adalah mereka yang memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat sehingga kompetensi mereka selalu relevan dengan perubahan zaman.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Pidato Rektor pada kegiatan MOKA-KU bagi Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2023/2024, di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (28/8/2023).
Dalam era Revolusi Industry 4.0, kemampuan belajar dan meraih kompetensi lebih penting daripada gelar akademik. Kredensialisme ijazah telah berubah, dan dalam kehidupan yang semakin global, setiap orang dapat bekerja atau berbisnis di mana saja, asalkan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dan kapasitas untuk belajar sepanjang hayat.
“MBKM membuka peluang untuk belajar dari berbagai sumber dan pengalaman di dunia nyata. Pendidikan tidak terbatas pada ruang kuliah. Kalian dapat melakukan praktik kerja, magang, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, mengajar, meneliti, atau terlibat dalam berbagai aktivitas yang memungkinkan pengembangan pengetahuan dan kompetensi kalian,” ujarnya.
Generasi Z, lanjut Rektor, telah tumbuh bersama teknologi dan terkoneksi secara global. Kalian adalah digital natives yang mahir menggunakan teknologi untuk belajar dan berkomunikasi. Kalian memiliki kapasitas untuk berkomunikasi lintas budaya secara global, suatu keahlian yang sangat berharga di era ini.
Rektor UPI mengungkapkan bahwa Mahasiswa UPI disiapkan untuk menjadi warga dunia yang berwawasan global, karena permasalahan lingkungan tidak lagi terbatas pada wilayah nasional. Dunia semakin terhubung dan saling bergantung. Oleh karena itu, kemampuan berfikir kritis, kreatif, inovatif, dan kolaboratif menjadi kunci kesuksesan.
“UPI telah mengambil peran aktif dalam mengembangkan pendidikan global dengan didirikannya Global Citizenship Education Cooperation Centre (GCC-Indonesia) di bawah koordinasi Asia Pacific Centre of Education for International Understanding (APECIU) Korea Selatan dan UNESCO. Salah satu misi GCC-Indonesia adalah mempromosikan Pendidikan Kewarganegaraan Global atau Global Citizenship Education (GCED). Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai keberagaman, hak asasi manusia, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan, sehingga peserta didik dapat menjadi warga dunia yang bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik,” ungkapnya lagi.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UPI mengumumkan telah berdirinya Fakultas Kedokteran di UPI. Ini menandai perkembangan positif dalam dunia kesehatan dan olah raga di Indonesia. Ini adalah langkah besar dalam mempersiapkan Indonesia sebagai pemimpin dalam aspek kesehatan dan perawatan bagi atlet dan komunitas olah raga. Fakultas ini mencerminkan komitmen UPI untuk menghasilkan tenaga medis berkualitas tinggi, terutama dalam bidang kesehatan olahraga. (dodiangga/riza/jatmika)